PWM Sulawesi Selatan - Persyarikatan Muhammadiyah

 PWM Sulawesi Selatan
.: Home > Berita > Santri Ponpes Gombara Makassar Berkunjung ke PP Muhammadiyah

Homepage

Santri Ponpes Gombara Makassar Berkunjung ke PP Muhammadiyah

Rabu, 11-01-2017
Dibaca: 592

 

BERKUNJUNG.Pondok Pesantren (Ponpes) Muhammadiyah Gombara Makassar, Sulawesi Selatan, berkunjung ke kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, jalan Cik Ditiro 23 Yogyakarta, Selasa, 10 Januari 2017. Rombongan yang dipimpin Wakil Direktur Bidang Kepesantrenan, Amir MR, diterima oleh ustadz Syakir Jamaluddin dari Majelis Tabligh PP Muhammadiyah.

 

----------

 

 

 

Santri Ponpes Gombara Makassar Berkunjung ke PP Muhammadiyah

 

 

Sebanyak 80 santri Pondok Pesantren (Ponpes) Muhammadiyah Gombara Makassar, Sulawesi Selatan, berkunjung ke kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta, jalan Cik Ditiro 23 Yogyakarta, Selasa, 10 Januari 2017.

 

Rombongan yang dipimpin Wakil Direktur Bidang Kepesantrenan, Amir MR, diterima oleh ustadz Syakir Jamaluddin dari Majelis Tabligh PP Muhammadiyah.

 

Ustaz Syakir yang asli dari Makassar dan juga alumni Mualimmin Muhammadiyah Yogyakarta, mengatakan, Muhammadiyah adalah organisasi besar, sehingga para santri Ponpes Muhammadiyah Gombara Makassar beruntung menimba ilmu di pondok pesantren Muhammadiyah dan mengenal Muhammadiyah.

 

“Beruntung kalian bisa mengenal Muhammadiyah sejak dini,” kata Syakir.

 

Dia kemudian mengutip ayat Al-qur’an, Surah Al-Baqarah ayat 143, yang terjemahannya: “Dan demikian (pula) Kami menjadikan kamu (umat Islam) ummatan wasathan (umat yang adil dan pilihan), agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan manusia) dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.”

 

Dalam ayat tersebut, kata Syakir, terdapat istilah ummatan wasathan. Kata wasath berarti tengah, pertengahan, moderat, jalan tengah, seimbang antara dua kutub atau dua ekstrim (kanan dan kiri).

 

“Muhammadiyah itu sebagai organisasi besar yang memiliki peran ummatan wasathan. Ummatan washatan adalah umat yang bersikap, berpikiran, dan berperilaku moderasi, adil, dan proporsional antara kepentingan material dan spiritual, ke-Tuhan-an dan kemanusiaan, masa lalu dan masa depan, akal dan wahyu, individu dan kelompok, realisme dan idealisme, serta orientasi duniawi dan ukhrawi,” papar Syakir.

 

Umat yang mengambil jalan tengah, lanjutnya, berarti tidak kikir dan tidak boros, tidak berlebihan sekaligus tidak berkekurangan.

 

“Semuanya dilakukan secara seimbang, proporsional, dan adil. Tidak berat sebelah, dan tidak zhalim,” ujar Syakir yang sehari-hari mengajar sebagai dosen Fakultas Agama Islam (FAI) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). (asnawin/dikutip dari www.muhammadiyah.or.id)


Tags: ponpes muhammadiyah, studi banding,
facebook twitter delicious digg print pdf doc Kategori: pimpinan daerah, pimpinan wilayah, pimpinan pusat,



Arsip Berita

Berita

Agenda

Pengumuman

Link Website